MENJADI MUSLIM JAWARA DENGAN TAQWA



MENJADI MUSLIM JAWARA DENGAN TAQWA

Assalamualaiakum wa rohmatulloh wa barokatuh.

Ikhwati fillah.

Teriring sebuah peristiwa di mana seseorang berkata kepada Yunus bin 'Abid :
 
أوصني فقال : أوصيك بتقوى الله والإحسان.🔹 قال ابن رجب : فإن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون.
[تفسير ابن رجب (366)]

"Berilah saya nasehat!', Maka Yunus berkata : 'Aku wasiatkan kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia." [ Tafsir Ibn Rojab hal. 366 ]

Masih bertaqwakah kita sampai hari ini? Semoga tetap diberi kekuatan oleh Alloh Ta'ala agar senantiasa bertaqwa di mana pun kita berada.

Ya, taqwa .Termasuk salah satu kata yang teramat lumrah diucapkan kita semua. Dan barangkali tak ada seorangpun yang hidup di dunia ini, yang belum pernah mendengar kata taqwa . Namun meski taqwa sudah menjadi istilah umum dalam keseharian ternyata tak banyak manusia yang sanggup menyelami kedalaman maknanya, yang berhasil mencecap hakikatnya yang manis, apalagi memilikinya.

Taqwa sungguh penting bagi siapapun, bagi manusia yang hidup di era globalisasi. Era di mana budaya konsumerisme merangsang manusia untuk berebut saling mereguk kelezatan dunia, berpacu menjejak kaki di setiap jengkal tanah modernisasi dan berlari menggapai kedahsyatan teknologi diserta informasi.

Tak ada lagi waktu yang tersisa selain untuk bertekuk lutut pada kaki duniawi. Inikah yang namanya kebahagiaan hakiki? Ataukah ini merupakan awal dari suatu rangkaian samsara bencana dunia dan akhirat? Tak ada peneduh yang benar-benar bisa menjadi suluh, tak ada obat yang benar-benar mujarab tanpa kecuali, selain taqwaalloh yang menjanjikan solusi dari setiap problema, yang mendatangkan keberkahan hidup, dan karena taqwaalloh pula kita kelak diwarisi jannatun na'im

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah (wafat 1421H)  berkata,

يفتح الله على الإنسان من العلوم ما لا يفتح لغيره،
 فإن التقوى يحصل بها زيادة الهدى، وزيادة العلم، وزيادة الحفظ

“Allah ta’ala membukakan ilmu-ilmu bagi orang yang bertakwa, yang tidak Allah bukakan untuk orang yang tidak bertakwa, karena sesungguhnya dengan takwa seseorang akan meraih tambahan petunjuk, tambahan ilmu dan tambahan hapalan.” [Kitabul ‘Ilmi, hal. 44].

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji keluar adalah.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya” [ Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4 Hal. 400. Lihat pula, Tafsir Ibnu Mas’ud, Jilid 2 Hal. 651 ]

Thalq bin Habib rahimahullah mengatakan, “Takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah seraya mengharap pahala dari Allah, dan kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah seraya merasa takut terhadap siksaan dari Allah.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim [6/222], Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, hal. 211).

Abu Hurairah rhodiyaallohu 'anhu meriwayatkan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah,

 يا رَسُول اللَّهِ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: أَتْقَاهُمْ قَالُوْا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: فَيُوْسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ بْنِ نَبِيِّ اللَّهِ بْنِ نَبِيِّ اللَّهِ بْنِ خَلِيْلِ اللَّهِ قَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُوْنِي؟ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الإسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوْا

“Ya Rasulullah, siapakah orang paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling bertaqwa di antara mereka.” Orang itu berkata lagi, ‘Bukan tentang ini kami bertanya.’ Beliau menjawab, ‘Yusuf bin Nabi Allah bin Nabi Allah bin Khalilullah.’ Mereka bertanya, ‘Bukan tentang ini kami bertanya.’ Beliau menjawab, ‘Apakah kalian bertanya tentang kantong-kantong daerah Arab? Sebaik-baik kalian di Jahiliyah adalah yang terbaik di dalam Islam jika mereka berilmu.” [ Muttafaq Alaihi ].

Al-Alamah Nu'man bin Mahmud Al-Alusi (wafat 1854 H)  rohimahulloh dalam Tuhfatul Ikhwan menyatakan bahwa at-taqwa adalah melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Alloh Jalla wa 'Ala. Sehingga taqwa memiliki tiga tingkatan :

◾ Pertama : menyelamatkan diri dari azab Alloh Jalla wa 'Ala yang kekal, yaitu melepaskan diri dari syirik. Firman Allah Ta'ala :

إِذْ جَعَلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ ٱلتَّقْوَىٰ وَكَانُوٓا۟ أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

"Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu [ QS. Al-Fath : 26 ].

◾ Kedua : Menjauhkan diri dari setiap perbuatan yang mendatangkan dosa, termasuk dosa-dosa kecil sekalipun. Dan dosa bisa datang dengan melakukan larangan Alloh Ta'ala atau meninggalkan kewajiban. Inilah yang dikenal dengan taqwa dalam syari'at dan sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur'an :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". [ QS Al-A'rof : 96]. Umar bin Abdul Aziz rodhiyaallohu 'anhu menyatakan, "taqwa adalah meninggalkan yang diharamkan oleh Alloh Ta'ala dan menjalankan yang difardhukan Alloh Ta'ala sehingga tak ada karunia Alloh setelah itu kecuali melimpah ruahnya kebaikan".

◾ Ketiga : Membersihkan diri dari hal-hal yang tersamar, yang dapat menyebabkan luput ingat kepada Alloh Ta'ala. Dan dalam Al-Qur'an disebutkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." [ QS Al-Imron : 102 ].

Dalam kitab Jamiul Ulum wal Hikam hal. 140-150, disebutkan bahwa dari Bakr bin Khunais, Ma'ruf al-Kurakhi berkata :

"Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi bertaqwa sedang ia tak tahu apa yang mesti ditakuti dan diwaspadai? Seumpama tak punya rasa takut dan waspada tentu akan maruk memakan harta riba. Seumpama tak ada taqwa tentu mata akan terbelalak melihat keelokan wanita. Dan bila tak ada taqwa pula tentu akan menghunus pedang ke lehermu sendiri."

اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا 

"Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak manfaat, hati yang tidak khusyu, dan doa yang tidak diijabahi". [ HR Muslim no. 2722 ]

Semoga Alloh Ta'ala menunjuki kepada jalan yang lurus dan mencurahkan maghfirohNya atas kita karena telah sering melalaikan juga meremehkan perintah dan larangan Alloh Ta'ala, kemudian memasukkan kita dengan rahmatNya ke dalam syafa'at Rasululloh al-Basyir wa Nadzir, Muhammad shollaallohu 'alaihi wa sallam 

Wassalamualaikum wa rohmatulloh wa barokatuh.


Faryan A. Fiddin

==================================

PPTQ UTSMAN BIN AFFAN
Jl. Raya Gegesik - Jagapura Blok V Pulorancang
Desa Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon
Kode Pos 45164

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url