DUHAI ISTRIKU SAYANG

Membaca kisah hidup para ulama, para pembimbing umat dan masyarakat, Anda akan menyaksikan bagaimana ibu mereka mendidik dan menanamkan karakter mulia kepada mereka. 

Ibumda mereka mendidik dasar-dasar agama dan pokok-pokok akidah islamiyah untuk buah hatinya. Lalu pribadi-pribadi mulia tertempa menjadi anak-anak akhirat bukan anak-anak dunia.

Ketika kita lupa dan lalai terhadap peran ini, maka akan lahirlah generasi yang gamang akidah dan agamanya. Generasi yang mudah terombang-ambing tak berprinsip. Mereka tergerus mengalir bersama zaman, terbang bersama hembusan angin pemikiran.

Sejarah kita mencatat contoh ibu-ibu yang istimewa. Ibu-ibu yang melahirkan tokoh-tokoh besar ulama Islam. Mereka inilah yang terdepan untuk dijadikan teladan, wahai pemudi-pemudi Islam.

Yang kami tuliskan di sini adalah:

🔸 Bunda Imam Malik

🔸 Bunda Imam Al-Syafi'i

🔸 Bunda Imam Ahmad bin Hanbal

🔸 Bunda Imam Al-Bukhari

“Semoga Allah Yang Maha Kuasa mengasihani mereka dan meridhoi mereka dan memberi mereka pahala dan lebih seperti anak-anaknya.”

••

1. Ibunda Imam Malik

Al 'Aliyah binti Syarik bin Abdurrahman Al Asadiyyah,

Ia mendorong putranya untuk menghafal Al-Qur'an dan iapun menghafalnya juga, dia mengirim anaknya ke majelis-majelis ulama, jadi dia memakaikanya dengan pakaian terbaik lalu memberikanya bibi dari pihak ayahnya (untuk mengantarkanya), dan kemudian ibunya berkata kepadanya: “Pergilah tulis sekarang."

Ibunya tidak hanya menjaga penampilannya, tetapi dia juga memilihkan untuknya apa yang di sarankan dari para ulama, seperti yang biasa dikatakan kepadanya: "Pergilah ke kota Rabi'ah dan pelajarilah Adab sebelum dia belajar ilmu".

Imam Malik menjadi gunung dari pegunungan ilmu, beliau rohimahulloh ta'ala menjadi ulama kota Nabi (madinah) dan muftinya, dan salah satu ulama terbesar dalam sejarah Islam.

2. Ibunda Imam Syafi'i

Suaminya meninggal tak lama setelah As Syafi'i lahir, dan As Syafi'i tumbuh sebagai yatim, dan nasibnya tergantung dengan perilaku ibunya.

Ummu As Syafi'i Fatimah Al Azdiyyah adalah seorang yang memiliki ketangkasan, kecerdasan, dan faqih dalam agama, dan ibu yang berbudi luhur, hal ini dibuktikan ketika ia merawat As Syafi'i dengan baik, memastikan pengasuhannya yang tepat, dan memilih jalan yang benar untuknya.

Ia pergi bersama As Syafi'i ketika dia mencapai usia dua tahun dari Gaza (tempat kelahiran Al-Syafi'i) hingga ke Mekkah, di mana disana ada banyak ilmu dan keutamaanya, dan di mana padang pasir di sekitarnya, terdapat anak laki-laki yang fasih bahasanya.

Imam As SSyafi'i rohimahulloh ta'ala menjadi ulama, ahli hukum, ahli bahasa yang fasih, dan salah satu imam 4 madzhab dalam Islam, dan dia adalah buah dari usaha wanita saleh itu.

3. Ibunda Imam Ahmad Bin Hanbal

Ibunya bernama Shafiyah binti Abdul Malik As Syaibaniyah, Imam Ahmad lahir di Baghdad pada akhir abad ke-2 dan hidup di keluarga yang miskin, ayahnya wafat selagi ia kecil. Ibunya biasa menutupi Imam Ahmad dengan kerudungnya ketika hendak pergi ke masjid bersama, karena jarak masjidnya yang jauh. Imam Ahmad berkata : 

"Ibundaku lah yang menuntun diriku hingga aku hafal al-Quran ketika masih berusia 10 tahun. Dia selalu membangun aku jauh lebih awal sebelum waktu salat Subuh tiba, memanaskan air untukku karena cuaca di Bagdad sangat dingin, lalu memakai baju dan kami pun salat semampu kami. Ibunda mengenakan pakaian yang lengkap dan memakai khimarnya di kepala serta menutup seluruh tubuhnya dengan hijab, lalu kami berangkat lebih awal ke masjid, karena rumahnya agak jauh dan karena jalannya masih begitu gelap.”

"Ketika aku berusia 16 tahun, ibuku berkata kepadaku : "Pergilah mencari hadist, karena bepergian untuk mencari hadist adalah seperti engkau hijrah di jalan Allah Azza wa Jalla"

"Lalu ibuku memberiku 10 roti jelai dan menaruh seikat garam bersamanya, dan ia berkata "wahai anakku jika sesuatu dititipkan kepada Allah, maka tidak akan pernah merasa kehilangan, maka aku menitipkanmu kepada Allah yang tidak menghilangakan titipannya" 

Maka Imam Ahmad rohimahulloh ta'ala menjadi Ahli Fiqih dan hadist yang berani dalam kebenaran di jalan Allah.

4. Ibunda Imam Bukhari

Imam Al-Bukhari Rahimahullah lahir pada tahun 194 H di kota Bukhara. Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, maka ibunya mendidiknya dan membesarkannya dengan baik.

Matanya buta ketika dia masih kecil, dan suatu hari ibunya melihat Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam mimpinya dan dia berkata kepadanya:

 “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena banyaknya doamu".

Maka Allah kembalikan penglihatan anaknya dan berubah dari kesedihan menjadi kebahagiaan, ibunya telah banyak berdoa kepada Allah Ta'ala dengan menangis.

Lalu Ibunya membesarkannya dengan cara terbaik, dia biasa membawa Imam Bukhari ke masjid, dan dia biasa mengirimnya ke ulama dan majelis ilmu. Imam Bukhari menjadi penghafal Qur'an yang luar biasa, imam hadits dan penulis kitab hadist paling shahih di dunia setelah kitab Allah

Bila semua wanita meluangkan waktunya untuk pendidikan anaknya, niscaya akan banyak pemimpin shalih dan jujur serta ulama yang faqqih.

•••

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url