TENTANG MUHARRAM (2)




KEUTAMAAN MEMPERBANYAK PUASA  SUNNAH DI BULAN MUHARRAM


Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

«أَفْضَـلُ الصِّيَـامِ بَعْـدَ رَمَضَـانَ شَهْـرُ اللَّهِ الْمُحَـرَّمُ»

Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa di Bulan Allah (Syahrullah) Muharram.
[HR. Muslim no. 1982].

Ucapan Nabi ﷺ yang menyebut Syahrullah (Bulan Allah), dengan menyandarkan bulan ini kepada Allah merupakan bentuk penyandaran (idhafah) dengan pemuliaan dan pengagungan 
(ta’zhim).

Al-Qori rahimahullah berkata:

”الظاهر أن المراد جميع شهر المحرم“

“Yang zhahir (nyata) bahwa yang dimaksud adalah berpuasa di keseluruhan bulan Muharram.”

Akan tetapi, telah valid sebuah hadits dari Nabi ﷺ bahwa beliau tidak pernah berpuasa sebulan penuh secara sempurna kecuali di bulan Ramadhan saja. 

Karena itu, hadits di atas dipahami sebagai bentuk motivasi (targhib) untuk memperbanyak berpuasa di bulan Muharram, bukan berpuasa sebulan penuh.

Telah valid pula riwayat dari Nabi ﷺ bahwa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Bisa jadi beliau tidak mengungkapkan keutamaan bulan Muharram melainkan di saat menjelang akhir hayat beliau, sebelum beliau berkesempatan melaksanakan puasa Muharram tersebut.
(Diringkas dari Tafsir Ibnu Katsir surat /at-Taubah : 36)

al-‘Izz bin ‘Abdissalam rahimahullah berkata:

”وتفضيل الأماكن والأزمان ضربان
أحدهما: دنيوي
والضرب الثاني: تفضيل ديني راجع إلى أن الله يجود على عباده فيها بتفضيل أجر العاملين، كتفضيل صوم رمضان على صوم سائر الشهور
وكذالك يوم عاشوراء
ففضلها راجع الى وجود الله وإحسانه إلى عباده فيها

Pengistimewaan (tafdhil) tempat dan waktu itu ada dua macam:

Pertama: Pengistimewaan yang bersifat duniawi.

Kedua: Pengistimewaan bersifat agama, yang kembalinya kepada konsep bahwa Allah mengagungkan waktu dan tempat itu di antara hamba-hamba-Nya dengan cara mengistimewakan ganjaran bagi pelaku di dalamnya; seperti puasa Ramadhan dibandingkan dengan puasa di bulan-bulan lainnya, demikian pula dengan puasa Asyura. Keutamaannya berpulang kepada kebaikan dan kemurahan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.”


[Syarh Shahih Muslim, oleh An-Nawawi. Qawa’idul Ahkam (1/38)]

Gegesik, 12 Juli 2023/22 Dzulhijjah 1444
_____
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url