Peristiwa Di Bulan Sya'ban

 
[Bagian Kedua]

Di perang inilah terjadi sebuah cekcok antara kaum Muhajirin dan kaum Anshori disebabkan dua orang di antara dua kaum tsb sempat berselisih, sehingga keluarlah ucapan busuk Abdulloh bin Ubay bin Salul, tokoh utama kaum munafik, ia berkata, "Seandainya nanti kita kembali sampai Madinah, yang lebih kuat/mulia dari kita akan mengeluarkan yang lebih lemah/hina", dan perkataan Itu pun dilaporkan oleh Zaid bin Arqom Rodhiallohu'anhu kepada Rosululloh shollallohu'alaihiwasallam. Tetapi Bin Salul tidak mengakuinya, sehingga Zaid pun dianggap salah mendengar oleh banyak orang, sampai akhirnya turun surat Al-Munafiqun yang membenarkan laporan Zaid bin Arqom. 

Jabir Rodhiallohu'anhu berkisah:

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ فَكَسَعَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ الْأَنْصَارِيُّ يَا لَلْأَنْصَارِ وَقَالَ الْمُهَاجِرِيُّ يَا لَلْمُهَاجِرِينَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَسَعَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ فَسَمِعَهَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ فَقَالَ قَدْ فَعَلُوهَا وَاللَّهِ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ قَالَ عُمَرُ دَعْنِي أَضْرِبُ عُنُقَ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ دَعْهُ لَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

"Kami pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan. Tiba-tiba seorang sahabat dari kaum Muhajirin memukul pantat seorang sahabat dari kaum Anshar. LaIu sahabat Anshar itu berseru; 'Hai orang-orang Anshar kemarilah! ' Kemudian sahabat Muhajirin itu berseru pula; 'Hai orang-orang Muhajirin, kemarilah! ' Mendengar seruan-seruan seperti itu, Rasulullah pun berkata: 'Mengapa kalian masih menggunakan cara-cara panggilan jahiliyah (fanatik dengan golongan/kaumnya) ? ' Para sahabat berkata; 'Ya Rasulullah, tadi ada seorang sahabat dari kaum Muhajirin memukul pantat seorang sahabat dari kaum Anshar.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tinggalkanlah panggilan dengan cara-cara jahiliah, karena yang demikian itu akan menimbulkan efek yang buruk.' Ternyata peristiwa itu didengar oleh Abdullah bin Ubay, dan ia berkata; 'Mereka (kaum Muhajirin) benar-benar telah melakukannya? Sungguh apabila kita telah kembali ke Madinah, maka orang-orang yang lebih kuat akan dapat mengusir orang-orang yang lebih lemah di sana.' Mendengar pernyataan itu, Umar berkata; 'Ya Rasulullah, izinkanlah saya untuk memenggal leher orang munafik ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Biarkan dan lepaskanlah ia! Supaya orang-orang tidak berkata bahwasanya Muhammad membunuh sahabatnya.' [Muttafaqun 'Alaihi]

Zaid bin Arqom Rodhiallohu'anhu menceritakan : 

خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ أَصَابَ النَّاسَ فِيهِ شِدَّةٌ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ لِأَصْحَابِهِ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا مِنْ حَوْلِهِ وَقَالَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَأَرْسَلَ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ فَسَأَلَهُ فَاجْتَهَدَ يَمِينَهُ مَا فَعَلَ قَالُوا كَذَبَ زَيْدٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي مِمَّا قَالُوا شِدَّةٌ حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَصْدِيقِي فِي { إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ } فَدَعَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَسْتَغْفِرَ لَهُمْ فَلَوَّوْا رُءُوسَهُم

"Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, saat itu orang-orang tertimpa kesulitan, lalu Abdullah bin Ubbay berkata kepada para sahabatnya, "Janganlah kalian memberikan perbekalan kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga mereka lari daripadanya." Dan ia juga mengatakan, "Jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun segera menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kejadian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay untuk menanyakan hal itu, namun ternyata ia bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa ia tidak mengatakannya. Mereka katakan: "Zaid telah mendustai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Sejak itu, maka ungkapan mereka itu begitu menyakitkan hatiku hingga Allah 'azza wajalla membenarkanku dalam ayat, "IDZAA JAAAKAL MUNAAFIQUUNA." Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil mereka agar beliau memintakan ampunan bagi mereka, namun mereka memalingkan muka". [Muttafaq 'Alaihi].

Dalam salah satu riwayat Al-Bukhari:
كنت في غزاة
"suatu ketika aku di sebuah perang".

Kisah yang dibawakan oleh Jabir dan Zaid bin Arqom di atas terjadi pada perang ini, sebagaimana penjelasan Sufyan bin 'Uyainah salah satu rowi yg meriwayatkan hadits Jabir di atas (Musnad Ahmad, Sunan At-Tirmidzi).

Begitu pula riwayat Ibnu Ishaq ketika menceritakan kejadian ini terjadi pada perang Bani Mustholiq dari guru-gurunya (Tarikh Thobari, Dalail Nubuwwah Baihaqi, Siroh Ibnu Hisyam).

Tatkala Rosululloh Shollallohu'alaihi wasallam dan para sahabatnya berjalan pulang dan hampir dekat dengan Madinah bertiuplah angin sangat kencang yang membuat mereka tidak nyaman. Rosululloh shollallohu'alaihiwasallamemberitahukan kepada mereka bahwa angin tsb diutus berhembus karena salah tokoh kaum munafik mati. Dan sesampainya Madinah ternyata benar apa yg disampaikan oleh Rosululloh Shollallohu'alaihi wasallam. Dan ini sekaligus sebagai dalil Nubuwwah ;tanda kenabian Beliau Shollalohu'alaihiwasallam

▶️ Jabir Rodhiallohu'anhu berkisah :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَلَمَّا كَانَ قُرْبَ الْمَدِينَةِ هَاجَتْ رِيحٌ شَدِيدَةٌ تَكَادُ أَنْ تَدْفِنَ الرَّاكِبَ فَزَعَمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُعِثَتْ هَذِهِ الرِّيحُ لِمَوْتِ مُنَافِقٍ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَإِذَا مُنَافِقٌ عَظِيمٌ مِنْ الْمُنَافِقِينَ قَدْ مَاتَ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang dari suatu perjalanan. Ketika beliau hampir tiba di kota Madinah, tiba-tiba angin dahsyat bertiup kencang hingga hampir saja menutupi penunggang kuda. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Angin ini diutus karena adanya orang munafik yang meninggal dunia." Setelah beliau sampai di Madinah, ternyata memang benar ada salah seorang pembesar dari kalangan munafik meninggal dunia".
HR. Muslim no 2782

Ibnu Ishaq meriwayatkan kisah tsb dari guru-gurunya dan menerangkan bahwa itu terjadi pada saat mereka pulang dari perang Bani Mustholiq ini. Dan disebutkan bahwa nama pembesar kaum munafik yang mati ialah: Rifa'ah bin Zaid bin Tabut. (Tarikh Thobari, Dalail Nubuwwah Baihaqi, Siroh Ibnu Hisyam).
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url