[Sains] Muslim Penemu Robot

 

Konsep robot di zaman modern sekarang, merupakan perkembangan dari konsep dasar yang ditemukan oleh ilmuan abad pertengahan. Dari robot yang sederhana, dikembangkan menjadi robot yang lebih kompleks yang mampu meringankan pekerjaan manusia.

Atau bahkan menggantikan manusia itu sendiri. Seorang ilmuan muslim, Abu al-‘Iz Ismail bin Razaz al-Jazari (1136–1206) yang hidup pada abad ke-6 H, adalah orang pertama yang menemukan robot tersebut.


Al-Jazari adalah orang pertama yang menemukan robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan rumah. Khalifah di zamannya, meminta al-Jazari membuatkannya suatu alat yang mampu menggantikan pembantunya dalam menyediakan air wudhu untuk shalat.

Al-Jazari membuatkan suatu mesin (robot) yang mampu melakukan gerakan menuangkan (menunduk dan tegak kembali). Di tangan robot tersebut terdapat teko yang berisi air. Tangan yang lain menyediakan handuk. Dan di kepala robot tersebut terdapat seekor burung. 

Bila waktu shalat tiba, burung tersebut akan berkicau. Kemudian robot pun maju menuju tuannya. Lalu menuangkan air dari teko dengan takaran tertentu. Setelah selesai wudhu, robot itu akan memberikan handuk yang ada di tangannya. Kemudian kembali ke tempat semula. Gerakan terakhir ditutup dengan kicauan burung.

Penemuan al-Jazari ini bukan sebuah klaim atau karangan. Bukan kepalsuan yang semata-mata bertujuan menghibur umat Islam yang tertinggal. Penemuan ini dicatat dalam Kitab al-Jazari: al-Jami’ baina al-Ilmi wa al-Amal an-Nafi’ fi Shina’ati al-Hil. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1974 oleh Donald Hill, seorang insinyur dan sejarawan Inggris. 

Menurut George Sarton, buku al-Jazari ini adalah buku yang paling baik dalam bidangnya. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang tinggi seorang ilmuan muslim.

Hal menarik dari penemuan al-Jazari ini adalah bagaimana kaum muslimin dahulu memanfaatkan teknologi untuk memudahkan mereka beribadah. Bagaimana teknologi tersebut dijadikan sarana yang dapat membuat mereka kian dekat dengan Allah.

_

Sumber:
Ahmad Fuad Basya, At-Turats al-Ilmi al-Islami

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url